Gambar : Potensiometer |
Potensiometer merupakan bagian dari sebuah resistor. Namun bisa dilihat berbeda dari bentuk fisiknya, resistor biasa memiliki gelang warna untuk menentukan nilai tahanannya, sedangkan potensiometer nilai tahanan ditentukan oleh putaran atau pergeseran seperti yang tampak pada gambar disamping.
Potensiometer jenis ini disebut Resistor Variabel atau Rheostat.
Potensiometer biasanya digunakan sebagai peranti pengendali elektronik seperti penguat sinyal ,pengaturan suara, pengaturan intensitas, sebagai tranduser, pengendali masukan dan keluaran sebuah operasi elektronik.
Nilai dari potensiometer ini bisa berubah sesuai perputaran ataupun pergeseran. Range yang dihasilkan oleh potensiometer bervariasi, jika tertera di Potensio dengan nilai 100k ohm,maka range resistansi dimulai dari tahanan 0 ohm s/d 100k ohm. Jadi tahanan yang dihasilkan oleh potensiometer terbukti berubah-ubah.
Untuk mengetahui simbol dari potensiometer ini, berikut gambarnya :
Simbol US |
Simbol Eropa |
Untuk lebih memahami perubahan resistansinya, berikut contoh pergerakan dari potensiometer.
Gambar : Potensio kondisi awal |
Dapat dimisalkan sebuah kawat panjang di gambar potensio kondisi awal disamping adalah potensiometer geser, yang mana nilai dari tahanan A terhadap B dan C terhadap B selalu berubah-ubah.
AB tahanannya lebih kecil dari BC (AB<BC)
karena jarak dari A ke B lebih dekat dan B ke C tahananya pasti lebih besar.
Gambar: Potensio digerakkan ke kanan |
Prinsip Potensiometer ini adalah dengan menggeser, nah apabila B digeser ke kanan menuju C (terlihat pada gambar potensio digerakkan ke kanan) maka,
AB tahanannya sama dengan BC
Artinya nilai tahanannya bisa diatur sesuai dengan keinginan kita.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.
Konstruksi potensiometer
Sebuah potensiometer biasanya dibuat dari sebuah unsur resistif semi-lingkar dengan sambungan geser (penyapu). Unsur resistif, dengan terminal pada salah satu ataupun kedua ujungnya, berbentuk datar atau menyudut, dan biasanya dibuat dari grafit, walaupun begitu bahan lain mungkin juga digunakan sebagai gantinya. Penyapu disambungkan ke terminal lain. Pada potensiometer panel, terminal penyapu biasanya terletak ditengah-tengah kedua terminal unsur resistif. Untuk potensiometer putaran tunggal, penyapu biasanya bergerak kurang dari satu putaran penuh sepanjang kontak. Potensiometer "putaran ganda" juga ada, elemen resistifnya mungkin berupa pilinan dan penyapu mungkin bergerak 10, 20, atau lebih banyak putaran untuk menyelesaikan siklus. Walaupun begitu, potensiometer putaran ganda murah biasanya dibuat dari unsur resistif konvensional yang sama dengan resistor putaran tunggal, sedangkan penyapu digerakkan melalui gir cacing. Disamping grafit, bahan yang digunakan untuk membuat unsur resistif adalah kawat resistansi, plastik partikel karbon dan campuran keramik-logam yang disebut cermet. Pada potensiometer geser linier, sebuah kendali geser digunakan sebagai ganti kendali putar. Unsur resistifnya adalah sebuah jalur persegi, bukan jalur semi-lingkar seperti pada potensiometer putar. Potensiometer jenis ini sering digunakan pada peranti penyetel grafik, seperti ekualizer grafik. Karena terdapat bukaan yang cukup besar untuk penyapu dan kenob, potensiometer ini memiliki reliabilitas yang lebih rendah jika digunakan pada lingkungan yang buruk.Potensiometer tersedia dengan relasi linier ataupun logaritmik antara posisi penyapu dan resistansi yang dihasilkan (hukum potensiometer atau "taper").
Pembuat potensiometer jalur konduktif menggunakan pasta resistor polimer konduktif yang mengandung resin dan polimer, pelarut, pelumas dan karbon. Jalur dibuat dengan melakukan cetak permukaan papua pada substrat fenolik dan memanggangnya pada oven. Proses pemanggangan menghilangkan seluruh pelarut dan memungkinkan pasta untuk menjadi polimer padat. Proses ini menghasilkan jalur tahan lama dengan resistansi yang stabil sepanjang operasi.
Potensiometer linier
Potensiometer linier mempunyap unsur resistif dengan penampang konstan, menghasilkan peranti dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu terminal proporsional dengan jarak antara keduanya.. Potensiometer linier digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran sumbu dengan rasio pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan untuk menyetel titik pusat layar osiloskop.Potensiometer logaritmik
Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin menyempit atau dibuat dari bahan yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini memberikan peranti yang resistansinya merupakan fungsi logaritmik terhadap sudut poros potensiometer.Sebagian besar potensiometer log (terutama yang murah) sebenarnya tidak benar-benar logaritmik, tetapi menggunakan dua jalur resistif linier untuk meniru hukum logaritma. [2] Potensiometer log juga dapat dibuat dengan menggunakan potensiometer linier dan resistor eksternal. Potensiometer yang benar-benar logaritmik relatif sangat mahal.
Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti audio, terutama sebagai pengendali volume.
Rheostat
Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan menggunakan resistor variabel atau rheostat. Sebuah rheostat adalah resistor variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.Potensiometer tiga terminal dapat digunakan sebagai resistor variabel dua terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga. Seringkali terminal ketiga yang tidak digunakan disambungkan dengan terminal penyapu untuk mengurangi fluktuasi resistansi yang disebabkan oleh kotoran.
Potensiometer digital
Potensiometer digital adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi dari potensiometer analog untuk diterapkan pada isyarat digital.Potensiometer pada prinsipnya dapat kita asumsikan sebagai gabungan dari dua buah resistor yang dihubungkan seri (R1 dan R2), tetapi kedua resistor tersebut nilai resistansisnya dapat diubah. Resistansi total akan selalu tetap dan nilai ini merupakan nilai resistansi Potensiometer (Variable Resistor). Jika resistansi R1 diperbesar dengan cara memutar potensiometer tersebut, maka otomatis resistansi R2 akan berkurang, demikian juga sebaliknya.
Potensiometer dengan nilai 100 KOhm artinya nilai resistansi total R1 dan R2 adalah 100 KOhm. Jika potensiometer diputar sehingga menyebabkan R1 bernilai 40 KOhm, maka R2 akan bernilai 60 KOhm. Jika Potensio diputar kembali sampai R1 bernilai 0 Ohm, maka R2 akan bernilai 100 KOhm. Dengan demikian Potensiometer (Variable Resistor) merupakan resistor tiga terminal dimana terminal kedua merupakan titik sambung R1 dn R2 yang nilainya resistansinya dapat diatur dari 0 Ohm sampai batas maksimal nilai resistansi potensimeter tersebut.